Jalan Pintas Menjadi Penulis Sukses


Dunia tulis menulis itu tidak hanya milik kaum wartawan. Siapapun, kalau mau berlatih, bisa juga jadi penulis. Masalahnya, kadang-kadang kita tidak menyadari potensi yang dimiliki. Melalui tulisan ini, penulis mencoba berbagi pengalaman dalam bidang tulis menulis.

Tujuan utama dalam tulis menulis, adalah dimengertinya setiap kalimat yang kita susun bagi para pembaca. Kalimatnya tepat, jelas, dan tidak membingungkan pembaca. Selain itu, tulis menulis bermaksud untuk mengungkapkan fakta, data, perasaan, sikap, isi hati, dan pikiran secara efekif kepada pembaca.
Bagi calon penulis, setidaknya ada tiga tahap yang harus dilalui. Yakni teknik penulisan, muatan atau isi, dan kontinuitas menulis. Barangkali pembaca telah menguasai teknik penulisan dan isinya, tetapi malas untuk menulis secara kontinyu. Tentu hasilnya akan tersendat-sendat dikala menuangkan ide ke dalam tulisan. Atau pembaca telah memiliki simpanan data, fakta, dan ilmu pengetahuan sebagai calon isi tulisan. Tetapi, belum mengetahui teknik penulisan dan tidak secara kontinyu menulis, maka dapat dipastikan lebih sering menghadapi kegagalan. Sebaliknya, teknik dan kontinyuitas telah pembaca miliki, tetapi tidak pernah berusaha menambah wawasan dan isi tulisan tersebut. Sehingga tulisan terasa kering, tidak berkembang, dan membosankan.
Berdasarkan pengalaman, tidak terlalu banyak syarat sebenarnya untuk memulai menulis. Awalanya, kita harus selalu mencoba menulis, menulis, dan menulis apa saja yang ada dalam pikiran serta banyak membaca. Kemudian hasil dari tulisan itu, kita kirim ke surat kabar tertentu. Tapi, tentunya sebelum tulisan tersebut kita kirimkan, terlebih dahulu kita perlu membaca ulang dan merevisinya beberapa kali. Barangkali, ada kata-kata yang kurang tepat atau rancu. Di sini yang perlu diperhatikan juga adalah masalah ‘selera’ redaksi surat kabar tersebut.
Bagi seorang penulis, buku, membaca, dan menulis adalah sebagian dari hidupnya. Penulis tanpa buku, akan menghasilkan tulisan yang hambar dan tidak berbobot. Sehingga ada seorang penulis yang mengatakan bahwa, “Berbobot atau tidaknya sebuah tulisan, adalah karena ditunjang oleh banyaknya buku yang pernah dibaca penulisnya.”
Dari aktivitas menulis tersebut, selain kita telah berdakwah lewat tulisan. Kita juga akan mendapatkan imbalan materi. Besarnya honorarium tergantung kebijaksanan redaksi surat kabar yang bersangkutan, berkisar antara Rp. 50.000 sampai 200.000 rupiah per tulisan (puisi, cerpen, artikel, resensi buku, dan lain-lain), bahkan lebih. Cukup lumayan bukan?
Anda ingin menjadi Penulis Sukses, ikuti terus tulisan saya seputar dunia tulis menulis secara rutin di leman website PRODUKTIF MENULIS di  www.ProduktifMenulis.com ya! Awas jangan sampai ketinggalan update tulisan yang terbarunya. Atau bagi Anda yang ingin berlangganan terkait tulisan seputar menulis, silahkan Klik WA ===>>> https://bit.ly/2U9jQvB

Lalu, tulis: Minat langganan artikel tentang menulis.

P.S

Bila tulisan ini menurut Anda bermanfat, silahkan like, komen dan share biar saya posting tulisan yang sejenis.
.
Bagi Anda yang ingin berlangganan terkait tulisan seputar menulis, silahkan Klik WA ===>>> https://bit.ly/2U9jQvB

Lalu, tulis: Minat langganan artikel tentang menulis.
.
Semoga bermanfaat!
.
Arda Dinata
| Share, Reference & Education |
| Peneliti, Penulis, dan CEO MIQRA Indonesia Publishing |
Twitter: @ardadinata
Instagram: @arda.dinata
Telegram: ardadinata
WWW.ARDADINATA.COM



Dapatkan BONUS Tambahan Bagi Anda Yang Pre Order Buku "STRATEGI PRODUKTIF MENULIS" Hari Ini, Yaitu: 
Langganan GRATIS Kiriman Artikel Tentang Menulis Tiap Edisinya!

Berminat Order Sekarang:

Chat WhatsApp Kirim SMS

Silahkan Bagikan Info Ini Sekarang!